Kabarsahabat.com – PSM Makassar tampil beda untuk menyambut Super League 2025/2026. Tim berjuluk Juku Eja itu mulai meninggalkan gaya bermain direct dan beralih ke pola build-up dari belakang. Perubahan strategi ini mengubah peran krusial satu posisi: penjaga gawang.
Kiper Tak Lagi Hanya Menepis
Dalam sepak bola modern, kiper bukan cuma pemadam kebakaran di kotak penalti. Mereka kini dituntut jadi penentu ritme serangan—dan PSM Makassar sadar betul akan hal itu.
Pelatih kiper Raden Muhammad Sabilillahi I Putra, atau yang akrab disapa Sabil, intens melatih teknik build-up kepada para kiper seperti Reza Arya Pratama, Hilman Syah, M Ardiansyah, dan Poetro Negoro. Tujuannya: menciptakan kiper yang kuat secara mental, taktis, dan punya akurasi umpan sekelas gelandang tengah.
Latihan Khusus Reza Arya: Kiper Rasa Gelandang
Dalam unggahan Instagram @m.sabillillahi, terlihat Reza Arya berlatih passing menggunakan kaki bagian dalam: umpan ke kiri, ke depan, ke kanan—dengan pengulangan terus-menerus.
“Kiper modern harus nyaman bermain bola dengan kaki. Footwork, kontrol, dan visi sangat penting,” tulis Sabil.
Bahkan latihan dilakukan di ruang terbatas untuk menstimulasi tekanan tinggi layaknya situasi pertandingan. Semua itu demi membuat sang kiper siap berperan layaknya pemain lapangan lainnya.
Risiko Tinggi, Tapi Potensi Besar
Pengamat sepak bola Toni Ho menilai transisi ini membawa tantangan besar.
“Kiper sekarang bukan cuma tangannya yang bagus, tapi kakinya juga harus luar biasa,” ujar pelatih berlisensi AFC Pro itu.
Namun, Toni mengingatkan bahwa build-up dari belakang berisiko tinggi. Jika kiper dan bek tak paham cara buka ruang, keliru passing, dan tak siap hadapi pressing tinggi, bisa-bisa malah terjadi blunder fatal.
Alternatif Strategi: Kombinasi Build-Up dan Direct
PSM Makassar kemungkinan tidak akan full build-up sepanjang laga.
“Lihat situasi. Bisa di-mix. Kadang main pendek, kadang direct ke depan. Yang penting paham kapan harus ambil risiko,” pungkas Toni.(*)






