Kabarsahabat.com – Persaingan panas terjadi di jantung pertahanan PSM Makassar. Bukan di lini belakang, melainkan di bawah mistar. Musim Super League 2025/2026 menjadi saksi pertarungan empat penjaga gawang terbaik yang siap unjuk taring demi satu tempat utama sebagai tembok terakhir Pasukan Ramang.
Empat nama, satu posisi: Reza Arya Pratama, Hilman Syah, M. Ardiansyah, dan KGHPH RK Poetro Negoro. Semuanya punya kualitas elite, semuanya haus jam terbang. Inilah duel senyap namun penuh tekanan yang tak kalah sengit dari perebutan gelar.
Reza Arya: Tembok Timnas yang Kembali Berdiri Tegak
Tiga musim terakhir, nama Reza Arya Pratama seakan menjadi jaminan kualitas di bawah mistar PSM. Meski sempat kehilangan tempat utama musim lalu karena cedera, kiper 25 tahun itu bangkit dengan performa luar biasa di paruh kedua musim.
Refleks tajam, kecepatan membaca arah bola, dan kelincahan khasnya membuat Reza bukan hanya kembali ke starting XI, tapi juga ke pangkuan Timnas Indonesia. Ia bahkan dipercaya memperkuat skuad All Star Liga 1 di Piala Presiden 2025. Tapi sayangnya, menjadi pilihan utama bukan berarti aman. Persaingan baru saja dimulai.
Hilman Syah: Sang Senior Tak Mau Tersingkir Diam-Diam
Datang dengan segudang pengalaman, Hilman Syah jelas bukan pelengkap skuad. Kiper kelahiran Jeneponto ini punya kualitas yang tak jauh berbeda dari Reza. Refleks cepat, daya jelajah tinggi, dan ketenangan dalam duel satu lawan satu menjadi senjata utama Hilman dalam menjaga eksistensinya.
Tak ada kata menyerah dalam kamus Hilman. Di usianya yang matang, ia masih lapar akan tantangan, dan musim ini ia siap membuktikan bahwa pengalaman masih bisa mengalahkan kejutan.
M. Ardiansyah: Si Kiper Modern dari Timnas U-23
Nama M. Ardiansyah atau yang akrab disapa Ian kini mulai mengguncang daftar pilihan pelatih. Penampilannya bersama Timnas U-23 Indonesia di ASEAN Championship U-23 2025 mencuri perhatian—dua clean sheet, distribusi bola akurat, dan kemampuan footwork yang cemerlang.
Ian membawa warna baru di bawah mistar. Ia bukan hanya penjaga gawang, tapi juga inisiator serangan. Dengan gaya bermain modern yang dimilikinya, tak mustahil ia mendapat menit bermain lebih banyak musim ini.
Poetro Negoro: Raksasa 17 Tahun yang Siap Mengejutkan
Dari akademi PSM U-18, lahirlah KGHPH RK Poetro Negoro, kiper muda bertinggi 192 cm yang baru saja diorbitkan ke tim utama. Di usia 17 tahun, ia sudah menunjukkan insting luar biasa dalam membaca penalti dan duel udara.
Meski minim pengalaman, potensi Poetro sangat menjanjikan. Ia memang masih menanti panggung, tapi jangan kaget jika namanya tiba-tiba mencuat sebagai rising star musim ini.
Komentar Legenda dan Suporter: Semua Punya Peluang Emas
Legenda PSM, Anwar Liko, menyebut persaingan ini sebagai yang paling kompetitif dalam sejarah PSM Makassar. Menurutnya, keempat kiper punya kualitas hampir setara dengan karakteristik bermain yang unik.
“Sekarang kiper bukan cuma soal tangkap bola. Mereka harus bisa membaca permainan dan membangun serangan dari belakang. Fokus, kerja keras, dan minim kesalahan jadi kunci,” ujar Anwar.
Pendapat serupa juga datang dari perwakilan Komunitas VIP Utara (KVU), Sulyadi Abbas. Ia menilai kedalaman posisi kiper musim ini sangat ideal.
“Kalau satu cedera, yang lain bisa menggantikan tanpa mengurangi kualitas. Harapannya, semua diberi waktu bermain dan menunjukkan siapa yang paling layak jadi kiper utama,” katanya.
Siapa Penguasa Baru di Gawang PSM?
Dengan kualitas merata dan karakter permainan yang berbeda, pilihan kini ada di tangan pelatih Bernardo Tavares. Ia harus memilih bukan hanya berdasarkan nama besar, tapi juga performa di latihan dan kebutuhan taktis tim.
Satu hal yang pasti—gawang PSM Makassar akan selalu dijaga oleh tangan-tangan terbaik. Tapi siapa yang akan keluar sebagai penguasa sesungguhnya di bawah mistar? Jawabannya akan terungkap di lapangan.(*)
